Selasa, 29 Juli 2014

Asuhan Kebidanan Neonatus Dengan Asfiksi

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “S”
USIA 0 HARI DENGAN ASFIKSIA
NEONATORUM

BAB I
PENDAHULUAN

I.         Latar Belakang
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal dari kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut dikarenakan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra uterus) dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterus) yang berada diluar dan sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya sendiri. Hal ini berarti, janin tumbuh dan hidup bergantung penuh pada ibunya.
Di Indonesia data yang menunjukkan IMR (Infant Mortality Rate) masih tinggi. Pada tahun 2005, IMR di Indonesia bervariasi di berbagai provinsi. Penting diketahui adalah kenyataan penyumbang terbesar IMR tersebut berasal dari kelompok bayi beresiko tinggi dengan segala komplikasinya.
Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan, supaya kasus – kasus tersebut dapat diatasi atau mengurangi atau memperkecil kemungkinan segala komplikasi.
Untuk dapat mencapai target dan tujuan diatas serta mewujudkan Indonesia sehat 2011 dalam dunia kesehatan dan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik antar tenaga kesehatan yang berkualitas, baik dokter, bidan, perawat, ataupun tenaga kesehatan yang lain, yang berkecimpung didalamnya.

II.      Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang asuhan kebidanan dan dapat menerapkan pengetahuan yang didapat.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengumpulkan data Pada Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum.
b.    Mendiagnosa dan mengidentifikasi masalah Pada Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum.
c.    Menyusun rencana Pada Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum.
d.   Melaksanakan tindakan kebidanan Pada Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum.
e.    Mengevaluasi hasil tindakan kebidanan Pada Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum.

III.   Metode Penulisan
1.    Wawancara
2.    Pemeriksaan
3.    Praktek secara langsung
4.    Pengkajian catatan secara medik dan kepustakaan

IV.   Sistematika Penulisan
1.    BAB I               :  Pendahuluan
I.              Latar Belakang
II.           Tujuan Penulisan
III.        Metode Penulisan
IV.        Sistematika penulisan
2.    BAB II              :  Tinjauan Teori
I.              Konsep Teori
II.           Konsep Management Kebidanan
3.    BAB III            :  Tinjauan Kasus
I.              Pengkajian Data
II.           Identifikasi dan Diagnosa Masalah
III.        Identifikasi Masalah Potensial
IV.        Identifikasi Kebutuhan Segera
V.           Intervensi
VI.        Implementasi
VII.     Evaluasi

4.    BAB IV            : Pembahasan
5.    BAB V              :  Penutup
I.              Kesimpulan
II.           Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

I.         Konsep Teori
     A.  Definisi Asfiksia Neonatorum
û  Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah bayi lahir (Sarwono, 2007)
û  Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2010)
Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan dengan sempurna, sehingga tindakan perawatan dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lebih lanjut yang mungkin timbul. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam menghadapi bayi dengan asfiksia.

     B.   Etiologi
Menurut pedoman depkes RI Santoso NI 1995, ada beberapa faktor etiologi dan predisposisi terjadinya asfiksia, antara lain sebagai berikut :
1.      Faktor Ibu
Hipoksia ibu akan mengakibatkan hipoksia janin dengan segala akibatnya. Hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian analgesik dan atau anastesi dalam gangguan kontraksi uterus. Hipotensi mendadak akibat perdarahan, hipertensi karena eklamsia, penyakit jantung dan lain – lain.
2.      Faktor Placenta
Yang meliputi solutio placenta, perdarahan pada placenta previa, placenta tidak menempel pada tempatnya.
3.      Faktor Janin dan Neonatus
Meliputi tali pusat menumbung, lilitan tali pusat pada leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemeli, kelainan kongenital dan lain – lain.
4.      Faktor Persalinan
Partus lama, partus dengan tindakan dan lain – lain.

     C.   Patofisiologi
Selama kehidupan di dalam rahim, paru janin tidak berperan dalam pertukaran gas oleh karena placenta menyediakan oksigen dan mengangkat CO2 keluar dari tubuh janin. Pada keadaan ini paru janin tidak berisi udara, sedangkan alveoli janin berisi cairan yang diproduksi didalam paru, sehingga paru janin tidak berfungsi untuk respirasi.
Segera setelah bayi baru lahir, bayi akan menarik nafas untuk yang pertama kalinya (menangis), saat ini paru janin akan berfungsi untuk respirasi, alveoli akan mengembang, udara akan masuk dan cairan yang ada didalam alveoli akan meninggalkan alveoli secaara bertahap. Bersamaan dengan ini arteriol paru akan mengembang dan aliran darah kedalam paru akan menutup bersamaan dengan meningkatnya tekanan oksigen dalam aliran darah.
Pada saat lahir alveoli masih berisi cairan paru, suatu tekanan ringan diperlukan untuk membantu mengeluarkan cairan tersebut dari alveoli dan alveoli mengembang untuk pertama kalinya. Proses persalinan normal mempunyai peranan untuk mempercepat proses keluarnya cairan yang ada dalam alveoli melalui ruang perivaskuler dan absorbsi kedalam aliran darah / limfe. Gangguan pada keadaan ini adalah apabila paru tidak mengembang dengan sempurna pada beberapa tarikan nafas pertama. Pada keadaan ini bayi tidak dapat bernafas spontan karena alveoli masih berisi cairan dan gerakan pernafasan masih lemah.
Dalam hal respirasi, selain mengembangnya alveoli dan masuknya udara kedalam alveoli masih ada masalah lain, yakni sirkulasi dalam paru yang berperan dalam pertukaran gas. Gangguan tersebut antara lain vasokonstriksi pembuluh darah paru yang berakibat menurunkan perfusi paru dikarenakan vasokonstriksi pembuluh darah paru. Pada keadaan ini, arteriol akan tetap tertutup  dan duktus arteriosus akan tetap terbuka dan pertukaran gas dalam paru tidak terjadi.
Selama penurunan perfusi masih ada, oksigenasi kejaringan tubuh tidak mungkin terjadi. Hal ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan tergantung dari berat dan lamanya asfiksia. Pada tingkat permulaan , gangguan ambilan oksigen dan pengeluaran CO2, tubuh ini mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik, apabila keadaan ini terus berlangsung, maka akan terjadi gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik. Keadaan ini akan mengganggu fungsi organ tubuh, sehingga terjadi perubahan sirkulasi kardiovaskuler yang ditandai penurunan frekuensi denyut jantung. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian bayi. Pada bayi baru lahir akan terjadi secara cepat dalam waktu 1 – 2 jam, bila tidak diatasi secara cepat dan tepat. (Alliyah, 2002)

     D.  Gejala Klinis
1.      Pernafasan terganggu
2.      Detak jantung berkurang
3.      Reflek / respon bayi melemah
4.      Tonus otot menurun
5.      Warna kulit biru / pucat

     E.   Diagnosis
Asfiksia pada bayi dapat dianalisa dengan tanda – tanda gawat janin dalam proses persalinan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.      Denyut jantung janin
Frekuensi normal ialah 120 – 160 x / menit, selama his frekuensi ini bisa turun, tetapi diluar his kembali lagi pada keadaan semula. Jika frekuensi turun sampai dibawah 100x / menit dan lebih – lebih jika tidak teratur, hal tersebut merupakan tanda bahaya.
2.      Mekanisme dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan terus timbul kewaspadaan. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentase kepala dapat merupakan salah satu tanda bahaya gawat janin.
3.      Dengan menilai apgar score
Menentukan derajat asfiksia dalam 1 menit setelah bayi lahir.

Tanda – tanda vital
Nilai = 0
Nilai = 1
Nilai = 2
1.       Appearance
(warna kulit)
2.       Pulse
(detak jantung)
3.       Grimance
(reflek)
4.       Activity
(tonus otot)
5.       Respiratory
(nafas)
Seluruh tubuh biru /  putih (pucat)
Tidak ada

Tidak ada / lunglai

Tidak ada

Tidak ada
Badan merah, kaki biru
Kurang dari 100x / menit
Menyeringai

Fleksi Ekstremitas gerak lemah lambat
Seluruh tubuh kemerah – merahan
Lebih dari 150 x / menit
Batuk dan bersin

Fleksi kuat, gerak aktif
Menangis kuat


û  Nilai 7 – 10            : asfiksia ringan
û  Nilai 4 – 6              : asfiksia sedang
û  Nilai 0 – 3              : asfiksia berat

     F.    Penatalaksanaan Medis
1.      Tindakan Umum
a.       Bersihkan jalan nafas
Kepala bayi diletakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila perlu gunakan laring skop untuk membantu penghisapan lendir dari saluran nafas yang dalam
b.      Rangsang reflek pernafasan
Dilakukan setelah 20 detik bayi tidak bernafas dengan cara memukul / menggosok kedua telapak kaki.
2.      Tindakan Khusus
a.       Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif. Dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Bila pernafasan spontan tidak timbul, lakukan massage jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 – 100x / menit
b.      Asfiksia sedang / ringan
Lakukan penghisapan lendir dengan menggunakan penghisap lendir untuk mencegah regurgitasi.

     G.  Komplikasi
û  Perdarahan otak
û  Sembab otak
û  Anuria / oliguria
û  Hiperbilirubinemia
û  Obstruksi usus yang fungsional
û  Kejang sampai koma
û  Komplikasi akibat resusitasi (pneumonthorax)

     H.  Prognosa
û  Asfiksia ringan / normal : baik
û  Asfiksia sedang tergantung kecepatan penatalaksanaan bila cepat prognosa bik
û  Asfiksia berat dapat menimbulkan kematian pada hari – hari pertama / kelainan syaraf permanen





II.      Konsep Management Kebidanan
     A.  Pengkajian
1.      Data Subyektif
a.    Biodata
Biodata penting untuk mengetahui latar belakang, identitas, intelektual, berkaitan dalam rencana pemberian konseling dan KIE.
b.    Alasan Datang
Apa menjadi tujuan datang ke pelayanan kesehatan
c.    Riwayat Persalinan
Anggal bulan tahun persalinan, UK saat persalinan, tempat bersalin, penolong persalinan, jenis persalinan, penyulit, BBL, PBL, Jenis kelamin, nifas dan usia anak.
d.   Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
§  Pertumbuhan meliputi berat badan dan panjang badan
§  Perkembangan meliputi motorik adaptif dan bahasa
e.    Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang telah didapat dan reaksi atau efek samping yang didapat setelah imunisasi
f.     Pola Kebiasaan Sehari – hari
§  Nutrisi             : Makan dan minum berapa kali
§  Eliminasi         : Frekuensi, ada gangguan atau tidak
§  Aktifitas          : apakah yang dilakukan bayi sehari – hari
2.      Data Obyektif
a.       Pemeriksaan Umum
Keadaan umum      : Baik / cukup / lemah
Kesadaran               : Comosmentis / koma / apatis
HR                          : 120 – 140x / menit
RR                          : 40 – 60x / menit
Suhu                       : 36o – 37oC
Tinggi Badan          :
Berat Badan           :
b.      Pemeriksaan Fisik
§  Kepala
Inspeksi   : Simetris, tidak ada kelainan
Palpasi     : Tidak teraba benjolan abnormal, sutura; uuk;
                   uub belum menutup
§  Wajah
Inspeksi   : Simetris, ikterus (-), oedema (-), warna kulit
                   Kemerahan
§  Mata
Inspeksi   : Simetris, konjungtiva merah muda, seklera
                   putih, kelainan (-)
§  Hidung
Inspeksi   : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
                   tidak tampak sekret
§  Telinga
Inspeksi   : Simetris, serumen (-), kelainan (-)
§  Mulut
Inspeksi   : Bibir lembab, kelainan (-) gigi belum keluar
§  Leher
Inspeksi   : Simetris, kelainan (-)
Palpasi     : Tidak teraba benjolan abnormal
§  Dada
Inspeksi   : Simetris, tidak tampak retraksi dinding dada
Palpasi     : Tidak teraba benjolan abnormal
Auskultasi: Tidak terdengar ronchi / whezzing
§  Abdomen
Inspeksi   : Simetris
Palpasi     : Benjolan abnormal (-)
§  Genetalia
Inspeksi   : Kelainan (-), labia mayor menutupi labia minor
§  Ekstremitas
Inspeksi   : Simetris, kelainan (-), jari tangan dan kaki
                   lengkap
     B.   Identifikasi Diagnosa Dan Masalah
Dx  : By”...” Usia ... dengan ...
DS  :
§  Ibu mengatakan ...
DO :
§  K/U            : ...
§  Kesadaran  : ...
§  TTV            :
§  Antopometri : ...

     C.   Identifikasi Masalah Potensial
Masalah yang mungkin terjadi

     D.  Identifikasi Kebutuhan Segera
Kebutuhan yang harus segera ditangani

     E.   Intervensi
Dx       : By”...” Usia ... dengan ...
Tujuan : Bayi dengan sesak akibat mekonial dapat teratasi.
KH      :
§  Pernafasan spontan
§  Bayi dapat bernafas normal
Intervensi :
1.      Lakukan pendekatan pada keluarga pasien (BHSP).
R/ : Keluarga pasien lebih kooperatif dalam tindakan.
2.      Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi.
R/ : Untuk mencegah terjadinya infeksi.
3.      Pasang O2 CPAP sesuai advis dokter
R/ : Memenuhi suplai oksigen dan mempertahankan sirkulasi oksigen dalam darah.
4.      Observasi pemasangan CPAP.
R/ : Mencegah gangguan suplai oksigen.
5.      Bersihkan jalan nafas bayi dengan suction.
R/ : Bayi dapat bernafas tanpa kesulitan.
6.      Observasi TTV bayi yang meliputi Suhu, HR, RR dan SpO2.
R/ : Parameter untuk mendeteksi terjadinya kegawatan.
7.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ : Untuk mendapatkan terapi yang tepat

     F.    Implementasi
Mengacu pada intervensi.

     G.  Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I.         Pengkajian Data
Tanggal                  : 19 November 2012
Jam                         : 21.00 WIB
Tempat                   : R. NICU RSUD Sidoarjo
A.  Data Subyektif
1.         Biodata
Nama Bayi        : By. Ny. “S”
Tanggal lahir     : 19 – 11 – 2012 Jam 08.15 WIB
Umur                 : 0 hari
Jenis Kelamin    : Laki - laki
Anak Ke            : 1

Nama Ibu     : Ny. “S”                         Nama Ayah  : Tn. “Y”
Umur            : 21 Tahun                       Umur            : 23 tahun
Agama          : Islam                             Agama          : Islam
Pendidikan   : SMA                             Pendidikan   : SMA
Pekerjaan      : Tidak bekerja                Pekerjaan      : Swasta
Alamat          : Waru – Sidoarjo
2.         Alasann datang
 ––
3.         Riwayat Antenatal, Natal Dan Post Natal
a.       Riwayat Antenatal
Ibu mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya dipuskesmas. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan dan nyeri perut bagian bawah selama kehamilan, serta ibu selalu mendapatkan vitamin setiap periksa.
b.      Riwayat Natal
Ibu melahirkan tanggal 19 – 11 – 2012 jam 08.15 WIB, bayi lahir Spontan, jenis kelamin laki – laki, A/S 4 – 5, BBl 2400 gr, PBL 46 cm, ketuban mekonial. Ibu melahirkan pada usia kandungan ibu 40 – 41 minggu.
c.       Riwayat Post Natal
Bayi dirujuk dari puskesmas dengan keadaan umum kritis, sesak (+), ciyanosis (+), merintih (+), kemudian masuk dan dirawat diruang NICU.
4.         Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, Penyakit kuning), penyakit menurun (darah tinggi, nyeri dada sebelah kiri).
5.         Kebutuhan Dasar
a.       Pola Nutrisi        : Bayi dipuasakan dan hanya mendapatkan cairan
                             infus D10%
b.      Pola Eliminasi    : BAB (+), BAK (+) ± 110 cc / 24 jam
c.       Pola Istiirahat     : Bayi tidur ± 20 jam / 24 jam

B.  Data Obyektif
1.    Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum     : Kritis
Kesadaran              : Composmentis
TTV       HR           : 145x / menit
              Suhu        : 36,2o C
              RR           : 74x / menit
              SpO2        : 98%
Sesak                      : (+)
Merintih                 : (+)
Ciyanosis               : (+)
Antopometri   BB  : 2400 gr
                       PB   : 46 cm
2.    Pemeriksaan Fisik
û  Kepala
Inspeksi        : Simetris, tidak ada kelainan
Palpasi          : Tidak teraba benjolan abnormal, sutura; uuk;
                       uub belum menutup
û  Muka
Inspeksi        : Warna kulit cyanosis
û  Mata
Inspeksi        : Simetris, tidak ikterus, kelainan (-)
û  Hidung
Inspeksi        : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
                   tidak tampak sekret
û  Telinga
Inspeksi        : Simetris, serumen (-), kelainan (-)
û  Mulut
Inspeksi        : Bibir lembab, kelainan, (-) gigi sudah keluar
û  Leher
Inspeksi        : Simetris, kelainan (-)
Palpasi          : Tidak teraba adanya kelainan
û  Dada
Inspeksi        : Simetris, tidak tampak retraksi dinding dada
Palpasi          : Tidak teraba benjolan abnormal
Auskultasi    : Tidak terdengar ronchi, terdengar whezzing
û  Abdomen
Inspeksi        : Kulit tampak ciyanosis, simetris, talpus
                       terbungkus kasa
Palpasi          : Benjolan abnormal (-)
Perkusi          : Tidak kembung
û  Genetalia
Inspeksi        : Kelainan (-), labia mayor menutupi labia minor
û  Ekstremitas
Inspeksi        : Simetris, kelainan (-), jari tangan dan kaki
                       Lengkap


3.    Pemeriksaan Neurologis
û  Reflek morro           : (+)
û  Reflek grashping     : (+)
û  Reflek rooting         : (+)
4.    Pemeriksaan Antopometri
BB  : 2.400 gr
PB   : 46 cm
Lika            : 33 cm
Lida            : 32 cm
Lila : 10 cm

II.      Identifikasi dan Diagnosa Masalah
Dx  : Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
DS  : ––
DO :
û Keadaan Umum     : Kritis
û Kesadaran              : Composmentis
û TTV    Nadi           : 154x / menit
            Suhu           : 36,2o C
            Rr               : 74x / menit
            SpO2           : 98%
û Sesak                      : (+)
û Cyanosis                : (+)
û Merintih                 : (+)

III.   Identifikasi Masalah Potensial
û  Perdarahan otak
û  Kejang sampai koma
û  Peneumonthorax ( komplikasi akibat resusitasi)

IV.   Identifikasi Kebutuhan Segera
û  Hangatkan bayi kedalam inkubator
û  Bersihkan jalan nafas
û  Pemberian oksigen
û  Observasi ketat
û  Kotaborasi dengan dokter Sp.A.

V.      Intervensi
Dx            : Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
Tujuan      :
û  Jangka Panjang    : Bayi dengan sesak dapat berkurang dalam 3 x 24 jam sesak dapat teratasi
û  Jangka Pendek     : Bayi dengan sesak dapat berkurang dalam 1 x 24 jam sesak berkurang
KH           :
û  Keadaan umum baik
û  Pernafasan spontan
û  Tidak ada whezzing
û  Tidak ada pernafasan cuping hidung
û  TTV dalam batas normal
1.         Lakukan pendekatan pada keluarga pasien.
R/ : Keluarga pasien lebih kooperatif dalam tindakan.
2.         Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi.
R/ : Mencegah terjadinya infeksi.
3.         Pasang O2 CPAP sesuai dengan advis dokter.
R/ : Memenuhi suplai oksigen dan mempertahankan sirkulasi oksigen dalam darah.
4.         Observasi pemasangan CPAP.
R/ : Mencegah gangguan suplai oksigen.
5.         Bersihkan jalan nafas bayi dengan suction pump.
R/ : Bayi dapat bernafas tanpa kesulitan.
6.         Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ : Mendapatkan terapi yang tepat
7.         Melakukan perawatan tali pusat bayi
R/ : Mencegah terjadinya infeksi
8.         Observasi TTV bayi yang meliputi HR, RR, Suhu dan SpO2.
R/ : Parameter untuk mendeteksi terjadinya kegawatan.

VI.   Implementasi
Tanggal    : 19 November 2012                          
Dx            : Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
1.      Melakukan pendekatan pada keluarga bayi agar lebih kooperatif (BHSP).
2.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi
3.      Melakukan pemasangan 02 CPAP dengan FlO2 30, PEEP 6, Flow 6.
4.      Mengobservasi pemasangan CPAP untuk mencegah gangguan suplai oksigen yang masuk pada bayi
5.      Membersihkan jalan nafas bayi dengan suction pump
6.      Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan cairan infus. Sesuai advis dokter terapi yang diberikan yaitu :
û  Infus D10% 200 cc / 24 jam
û  Injeksi meropenem 3 x 50 mg
û  CA Glukonas 8 cc / 24 jam
û  Injeksi Vit. K 1 mg
7.      Melakukan perawatan tali pusat bayi untuk pencegahan infeksi
8.      Mengobservasi tanda – tanda vital bayi setiap 1 jam sekali yang meliputi HR, RR,Suhu dan SpO2.

VII.Evaluasi
Tanggal    : 20 November 2012                           Jam : 07.00 WIB
Dx            : Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
S   : ––
O  :
û  k/u                    : Kritis
û  kesadaran        : Composmentis
û  Suhu               : 36,8oC
û  HR                  : 154x / menit
û  RR                  : 69x / menit
û  SpO2               : 96 %
û  Sesak              : (+)
û  Merintih          : (+)
û  Cyanosis         : (-)
û  Mobilisasi       : (+)
û  BAB / BAK   : (+)
û  Terapi              : D10% 200 cc /24 jam, injeksi meropenem 3 x 50 mg, CA Glukonas 8 cc / 24 jam.
A  : Bayi Ny. “S” Usia 1 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
P   :
û Observasi O2 CPAP
û Melakukan oral hygine setiap pagi
û Observasi TTV : HR, RR, Suhu dan SpO2 setiap 1 jam.

Catatan Perkembangan
Tanggal    : 21 November 2012                           Jam : 21.00 WIB
Dx            : Bayi Ny. “S” Usia 2 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
S   : ––
O  :
û  k/u                    : Kritis
û  Kesadaran       : Composmentis
û  Suhu               : 36,3oC
û  HR                  : 143x / menit
û  RR                  : 46x / menit
û  SpO2               : 96 %
û  Tangis             : (+)
û  Cyanosis         : (-)
û  Mobilisasi       : (+)
û  BAB / BAK   : (+)
û  Terapi              : D10% 200 cc /24 jam, injeksi meropenem 3 x 50 mg.
A  : Bayi Ny. “S” Usia 2 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
P   :
û Observasi O2 CPAP
û Mengganti popok bayi
û Melakukan oral hygine setiap pagi
û Observasi TTV : HR, RR, Suhu dan SpO2 setiap 1 jam.

Catatan Perkembangan :
Tanggal    : 22 November 2012                           Jam : 16.00 WIB
S   : ––
O  :
û  k/u                    : Kritis
û  Kesadaran       : Composmentis
û  Suhu               : 38,1oC
û  HR                  : 124x / menit
û  RR                  : 56x / menit
û  SpO2               : 97 %
û  Tangis             : (+)
û  Mobilisasi       : (+)
û  BAB / BAK   : (+)
û  Terapi              : D10% 200 cc /24 jam, injeksi futacef 2 x 150 mg
û  Tampak pada hidung terpasang O2 nasal.
A  : Bayi Ny. “S” Usia 3 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
P   :
û Observasi pemasangan O2 Nasal
û Observasi TTV : HR, RR, Suhu dan SpO2 setiap 1 jam.
û Mengganti popok bayi
û Melakukan personal hygine bayi
û Melakukan perawatan tali pusat

Catatan Perkembangan :
Tanggal    : 23 November 2012                           Jam : 17.30 WIB
S   : ––
O  :
û  k/u                    : Cukup
û  Kesadaran       : Composmentis
û  Suhu               : 36,7oC
û  HR                  : 135x / menit
û  RR                  : 58x / menit
û  SpO2               : 99 %
û  Tangis             : (+)
û  Mobilisasi       : (+)
û  BAB / BAK   : (+)
û  Terapi              : D10% 200 cc /24 jam, injeksi futacef 2 x 150 mg
A  : Bayi Ny. “S” Usia 4 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum
P   :
û Intervensi dihentikan diruang NICU
û Bayi dipindahkan diruang neonatus



BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam Teori disebutkan bahwa Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah bayi lahir.
Pada kasus Bayi “S” Usia 0 hari didapatkan bayi “S” dalam keadaan kritis akibat asfiksia neonatorum.
Dalam identifikasi masalah dan diagnosa, sesuai dengan data subyektif dalam kasus Bayi “S” ditemukan diagnosa Bayi Ny. “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum.
Pada identifikasi masalah potensial ditemukan permasalahan terjadinya perdarahan otak, kejang sampai koma dan peneumonthorax
Pada identifikasi kebutuhan segera, kebutuhan yang segera dilakukan adalah hangatkan bayi kedalam inkubator, bersihkan jalan nafas, pemberian oksigen, observasi ketat dan kolaborasi dengan dokter Sp. A.
Sesuai dengan teori intervensi dilakukan. Intervensi yang dilakukan seperti :
û  Melakukan pendekatan pada keluarga bayi agar lebih kooperatif (BHSP).
û  Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi
û  Melakukan pemasangan 02 CPAP dengan FlO2 30, PEEP 6, Flow 6.
û  Mengobservasi pemasangan CPAP untuk mencegah gangguan suplai oksigen yang masuk pada bayi
û  Membersihkan jalan nafas bayi dengan suction pump
û  Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan cairan infus
û  Melakukan perawatan tali pusat bayi untuk pencegahan infeksi
û  Mengobservasi tanda – tanda vital bayi setiap 1 jam sekali yang meliputi HR, RR,Suhu dan SpO2.
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ada.
Saat evaluasi didapatkan bayi dalam keadaan kritis, sesak dan merintih sehingga dilakukan pemantauan sampai hari ke-4.
Pada catatan perkembangan hari ke-4 ditemukan keadaan bayi “S” dalam keadaan membaik sehingga dilakukan rencana pemindahan bayi “S” ke ruang neonatus.







BAB V
PENUTUP

     I.     Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian serta Asuhan Kebidanan, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal :
1.      Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada By.”S” didapatkan hasil bahwa bayi “S” dalam keadaan keadaan kritis, merintih dan sesak.
2.      Pada identifikasi diagnosa dan masalah, ditemukan diagnosa Bayi “S” Usia 0 Hari Dengan Asfiksia Neonatorum.
3.      Intervensi yang dilakukan antara lain memberikan bantuan pernafasan berupa O2 CPAP.
4.      Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang ada.
5.      Pada evaluasi dari hasil asuhan yang diberikan didapatkan hasil bayi dalam keadaan kritis, sehingga dilakukan pemantauan hingga hari ke-4.
6.      Pada catatan perkembangan hari ke-4 bayi dalam keaddan membaik sehingga direncanakan akan dipindahkan pada ruang neonatus.
  II.     Saran
§  Bagi ibu
Menganjurkan ibu agar selalu memantau keadaan bayinya.
§  Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan harus selalu memperhatikan kondisi umum bayi dan selalu melakukan tindakan sesuai prosedur yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba

Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC

www.wordpress.com/mekonium-aspirasi-syndrom/09/1 di unduh tanggal 15 desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar